Pada suatu hari, di suatu tempat
hiduplah seorang anak perempuan yang bernama Neneng dan lebih sering di panggil
Neng, dia tinggal bersama orang tuanya di Komp. Cibeureum. Dia adalah anak ke-4
dari 5 bersaudara. Sekarang ini dia duduk di bangku pendidikan kelas 5 sekolah
dasar Cibeureum. Dia ramah, dan mempunyai banyak teman.
Suatu ketika saat dia
pulang dari Bimbingan Belajar Bahasa Inggris Mrs. Rika di Paledang, tepatnya
pada bulan Agustus 2004 dia melihat seorang laki-laki yang masuk ke dalam rumah
kosong yang tepat berada di depan rumahnya. Setelah di selidiki, ternyata
mereka adalah keluarga Bpk. Mulyana pindahan dari Cijerah. Tanpa di sadari
laki-laki itu melihat kearahnya, dan dengan segera langsung memalingkan
mukanya. "Hiiihh.. nyebelin, sombong banget" bisik Neng dalam hati.
Keesokan harinya seperti
biasa Neng pergi bermain bersama teman-teman yang bernama Ade, Sipa, Isal,dan
Yayang. Ade adalah tetangga sebelah rumah Neng, Isal dan Sipa adalah kakak
beradik yang juga tetanga Neng, letaknya tak jauh dari rumah Ade. Dan yang terakhir
Yayang dia adalah adik kandung dari Neng. Mereka selalu bermain bersama-sama.
Neng : "Ehh
udah pada kenal blum sama anak baru itu?"
Sipa & Ade : "Blum, emang siapa gituh?"
Yayang : "Ga
tau..
Isal
: "Oh, anak itu. Aku udah kenal sama dia. Namanya
Alfi, dia kelas 5 sd ywka"
Neng : "Hm,
cegos yah!!"
Isal
: "Kalo udah kenal dia baik ko, ntar deh kapan-kapan
kita main bareng"
Beberapa Minggu kemudian..
Saat Maghrib menjelang
setelah asik bermain, Neng dan Ade pun memutuskan untuk segera pulang.
Terdengar suara yang memaggil dari arah rumah tetangga baru itu. Mereka berdua
pun menghampiri rumah itu.
Ibu
: "Sinih mba masuk dlu!"
Neng & Ade : "Hehe" (dengan senyum malu-malu mereka
pun masuk pintu pagar)
Ibu :
"kenalan dulu yah sama anak ibu, yang bungsu namanya Anna"
Anna :
"Anna.." (sambil berjabat tangan dengan Neng dan Ade)
Ibu :
"Ada kakaknya, tunggu sebentar yah..!"
Alphiii.. Audi.. cepet
sinih!! (sambil berteriak memanggil kedua anaknya)
Tak lama kemudian, dengan badan yang masih basah kuyup dan dengan
menggunakan sehelai anduk dia pun keluar dengan tergesah-gesah karena di
panggil oleh ibunya..
Alfi : "Ada apa buu? *ehh.."
(dengan wajah malu ia pun masuk kembali dengan menggunakan baju
belang-belang)
Neng & Ade : "hhaha lucu"
Ibu
: "ini kenalin tetangga samping rumah.."
Alfi : "Alfi.." (sambil jabat tangan)
Ibu
: "Aduh yang satu lagi, agak susahh..
hhehe"
Setelah itu Neng dan Ade pun pulang, dan bergegas untuk mengaji di
masjid At-taqwa dengan Ustadz Zubaedi dan Ustadz Sonhadi. Dengan mengingat apa
yang Alfi lakukan tadi, baik itu anduk atau pun jabat tangan dengannya. Neng
selalu tersenyum sendiri.
Setelah berkenalan pun Neng
belum pernah bermain bersama dengan anak baru itu, sampai suatu saat ketika
Isal memanggil..
Isal
: "Neng, main bola yuu.."
Neng : "Siapa
ajh? masa berdua?"
Isal
: "Yaa ga lah, itu sama Alfi juga ko!"
Neng : "Hm, ngga ah.. sama yang lain ajh weh!
Kan masih banyak anak laki yang
lain, kenapa mesti aku sih?
Isal
: "Ga tau aku juga, Alfi yang pengen main sama
kamu!!"
Neng :
"Hah..?" (kaget, campur deg-degan)
"Yaudah iyah, asal ada anak
perempuannya.."
Ditengah kesendirian Neng
merasakan hal yang berbeda, "Mengapa ini? Kenapa saat berjabat tangan aku deg-degan?
Kenapa dia pengen main sama aku? Kenapa? Kenapa
Sepertinya aku mulai merasakan sesuatu..
Tidak mungkin!! Padahal aku kira, Aku.. Aaarrgghh!
Aku benci mengatakan ini, sepertinya aku mulai menyukainya??"
kata Neng dalam hati.
Mereka pun mencari anak
perempuan yang ingin diajak bermain bola bersama, ternyata mengajak anak
perempuan tidak semudah dibanding mengajak anak laki-laki. Karena terlalu lama
menunggu, beberapa anak mengurungkan niat untuk bermain.
Tapi lama kemudian terdengar suara.. "Aku mau, aku juga, hayu
atuh gancang.." ujar segerombol anak perempuan tomboi.
Akhirnya permainan pun dimulai, lapang pertama yang diinjak yaitu
lapang sebelah masjid At-Taqwa Komp. Cibeureum, dengan para pemain Neng, Isal,
Alfi, Audi, Hanni, Puput, Kresna, Kiki, Frizqi, Rafi, dll..
Sejak saat itu untuk
pertama kalinya anak-anak Komp. Cibeureum bermain bersama, mereka yang tadinya
tidak pernah saling sapa ketika bertemu. Sekarang menjadi sahabat, bahkan akrab
seperti saudara. Hal ini terjadi karena mereka setiap hari bersilaturahmi
dengan bermain permainan secara bersama-sama. Meski ada beberapa anak yang
sering di jemput pulang oleh orang tuanya karena terlalu lama bermain, tapi
mereka semua tetap tidak jera dan senang bermain bersama.
Beberapa Bulan kemudian..
Suatu saat ketika sedang
bermain, Isal berbisik mengenai Alfi. Dan yang mendengar hanya Neng, namun Isal
berbisik untuk tidak memberitahukan Alfi. Neng yang pada saat itu menuruti
perkataan Isal untuk tidak memberitahu Alfi, tapi Puput ingin mengetahuinya.
Neng dengan kepolosannya memberitahukannya. Lalu ketika Puput yang sudah
mengetahui apa yang di bisikan oleh Isal, dia dengan lantangnya memberitahukan
Alfi didepan Isal. Yang isi bisikan nya itu adalah mengejek Alfi. Saat itu
suasana sedang santai bercanda gurau. Yang dengan seketika berubah menjadi
amarah dan kedengkian.
Setelah kejadian itu untuk
beberapa lama, mereka tidak pernah lagi bermain bola bersama-sama. Namun Ibu
Alfi mengetahui bahwa anaknya sedang bermusuhan dengan tetangga belakang
rumahnya. Lantas ia memanggil kedua anak itu..
Ibu
: "Kalian masih bermusuhan?"
Alfi & Isal : "Hm.."
Ibu
: "Yaudah nihh kalian berdua beliin tahu
disana!"
Dari sana mereka berdua bercakap-cakap kembali, lalu saling
bermaafan.
Keesokan harinya setelah
mereka berdua berdamai, dan berteman kembali. Akhirnya Mereka semua pun bermain
bola seperti dulu, meski ada perasaan yang sedikit berubah namun permainan
menyatukan kita semua.
Untuk beberapa waktu
lamanya mereka selalu bermain bersama, permainan favorit mereka adalah sepak
bola. Bahkan tak jarang banyak kendala yang harus di lalui saat hendak bermain
bola, dari bola yang selalu kemepes, bocor terkena paku, sampai dimarahi penjaga
karena bolanya mengotori tembok benteng masjid. Suka duka dalam bermain bola
sangat terasa. Namun mereka tetap menyukai permainan tersebut.
Saat sore hari, ketika
permainan bola usai. Terdengar suara anak yang memanggil dari luar pintu. Saat
itu pintu rumah Neng terbuka, dan ketika terlihat ada dua orang anak sedang
menunggu Neng, dan mereka itu adalah..
Neng : "Ehh
kalian, Ada apa? Tumben.."
Alfi & Audi :
"Hayu kesana, udah gausah banyak ngomong..!!"
Neng :
"Tunggu-tunggu.. ini mau kemana? Ada apa? "
Alfi : "Udah
lu ikut gua sekarang, cepet!! "
Neng :
"Hmm.. yaudah tunggu sebentar"
Dengan mimik keheranan, bingung, takut, cemas, seneng campur aduk
Neng ngikutin apa yang disuruh Alfi dan Adiknya. Mereka akan pergi ke kebun
belakang masjid untuk mencari Isal.
Alfi : " Sebenernya Isal tuh suka sama lu.."
Neng :
"Haah? (diem, kaget, gabisa ngomong apa-apa)
Audi : " Iyah bener tuh!"
Alfi : "Okehh gua cuma perantara, gimana diterima
ga?"
Audi : "Diterima ga? kasian tuh.. dia udah lama suka sama
kamu?"
Alfi : " Ayo.. lu cuma jawab iyah susah amat"
Neng : " . .
. "
Akhirnya mereka mutusin untuk mencari Isal, dan pergi dari depan
rumah Neng. Ketika di perjalanan menuju kebun, mereka terus berbicara kepada
Neng tentang Isal. Itu membuat Neng sangat bingung, karena selama ini
sebenarnya ia menyimpan rasa kepada Alfi. Namun ia tak berani mengatakannya
kepada siapa pun bahkan kepada sahabatnya sekalipun.
Beberapa hari kemudian..
Saat itu sama sekali tidak
ada anak yang mengajak bermain bola. Neng mengira ia tidak di temani lagi oleh
teman-temannya. Tapi ternyata setelah di selidiki, memang semua anak-anak itu
tidak bermain bola lagi. Saat berpapasan dengan salah seorang pemain ia
hanya berkata, "Ahh.. da ngga ada yang nyamper ke aku mah .."
Dengan mimik bingung dalam hati Neng berkata, "kenapa ini
terjadi lagi, apa mungkin ada kaitanya dengan perkataan Alfi dan Audi kemarin?
Hufftt.. semoga bisa cepet terselesaikan!"
Setelah sekian lama, Neng
tak pernah dengar mereka berdua bermaafan kembali. Anak-anak Komp. Cibeureum
berharap mereka cepat kembali bermaafan seperti dahulu, agar bisa cepat kembali
bermain bola bersama. Namun semakin hari semakin berulah saja tingkah mereka
berdua, sepertinya peluang untuk bermaafan sangat tipis.
Tiba Pada 17 Agustus 2005,
kebiasaan Komp. Cibeureum adalah mengadakan lomba-lomba untuk memperingati
semangat perjuangan para pahlawan. Hari itu anak-anak berkumpul, termasuk Alfi
dan Isal. Mereka pun mengikuti perlombaan yang di adakan oleh panitia, dengan
acting yang sangat menyakinkan. Mereka tidak terlihat seperti orang yang
bermusuhan, namun lebih tepat terlihat sepeti anak yang belum kenal satu sama
lain.
Perlombaan demi perlombaan pun telah di lalui, dan tiba saatnya
untuk pulang. Sama seperti saat sebelumnya, mereka masih saja bermusuhan.
Ternyata perlombaan tidak membuat pertemanan mereka kembali seperti sedia kala.
Ini adalah pertengkaran
terbesar, dan tidak pernah ada jalan keluarnya. Sampai suatu hari depan rumah
Neng, tepatnya di rumah Alfi. Di penuhi oleh orang-orang juga mobil yang
besar-besar. Awalnya Neng tidak mengetahui apa yang terjadi, Tapi...
" Mengapa ini? Apa yang terjadi!
Aku tak bisa mengucapkan sepatah kata terakhir,
Badan ini terasa kaku
Aku hanya bisa melihat dari balik jendela
Dia bahkan tak mengucapkan kata-kata terakhir
Sampai saat ia pergi,
Mungkin aku hanya serpihan masa lalunya
Selamat tinggal Alfi.. "
Sejak saat itu Neng selalu bersedih ketika mengingat kepergiannya,
tak ada yang pantas untuk di ucapkan selain kata selamat menempuh hidup yang
lebih baik, besama teman-teman yang lebih baik.
Tepat setahun, ia menempati
rumah itu. Kini ia tlah pergi ke tempat yang jauh disana, meninggalkan kita
semua disini bersama kenangan yang tlah kita buat. Kenangan bersamamu atau pun
bersama sahabat yang lain tak akan Neng lupakan begitu saja. Terimakasih teman
untuk semuanya, kelak suatu saat nanti Neng berharap kita akan bertemu kembali.
Selamat Jalan..
Dua tahun kemudian perasaan
itu tidak pernah luntur masih sama seperti beberapa tahun yang sebelumnya,
bahkan setelah kepindahan Alfi dari Komp. Cibeureum sekali pun. Tepatnya pada
Jum'at, 10 Agustus 2007 Neng pun pindah rumah ke Komp. Cisirung.
Ini adalah awal yang baru untuk hidup yang baru. Semoga di tempat
yang baru ini bisa lebih baik lagi dari kemarin, dan juga bisa melupakan
keberadannya.