Rabu, 01 Mei 2013

Sahabat Jadi Cinta




Pada suatu hari, di suatu tempat hiduplah seorang anak perempuan yang bernama Neneng dan lebih sering di panggil Neng, dia tinggal bersama orang tuanya di Komp. Cibeureum. Dia adalah anak ke-4 dari 5 bersaudara. Sekarang ini dia duduk di bangku pendidikan kelas 5 sekolah dasar Cibeureum. Dia ramah, dan mempunyai banyak teman.

 Suatu ketika saat dia pulang dari Bimbingan Belajar Bahasa Inggris Mrs. Rika di Paledang, tepatnya pada bulan Agustus 2004 dia melihat seorang laki-laki yang masuk ke dalam rumah kosong yang tepat berada di depan rumahnya. Setelah di selidiki, ternyata mereka adalah keluarga Bpk. Mulyana pindahan dari Cijerah. Tanpa di sadari laki-laki itu melihat kearahnya, dan dengan segera langsung memalingkan mukanya. "Hiiihh.. nyebelin, sombong banget" bisik Neng dalam hati.

 Keesokan harinya seperti biasa Neng pergi bermain bersama teman-teman yang bernama Ade, Sipa, Isal,dan Yayang. Ade adalah tetangga sebelah rumah Neng, Isal dan Sipa adalah kakak beradik yang juga tetanga Neng, letaknya tak jauh dari rumah Ade. Dan yang terakhir Yayang dia adalah adik kandung dari Neng. Mereka selalu bermain bersama-sama.
Neng            : "Ehh udah pada kenal blum sama anak baru itu?"
Sipa & Ade   : "Blum, emang siapa gituh?"
Yayang         : "Ga tau..
Isal              : "Oh, anak itu. Aku udah kenal sama dia. Namanya Alfi, dia kelas 5 sd ywka"
Neng            : "Hm, cegos yah!!"
Isal              : "Kalo udah kenal dia baik ko, ntar deh kapan-kapan kita main bareng"

Beberapa Minggu kemudian..

 Saat Maghrib menjelang setelah asik bermain, Neng dan Ade pun memutuskan untuk segera pulang. Terdengar suara yang memaggil dari arah rumah tetangga baru itu. Mereka berdua pun menghampiri rumah itu.
Ibu                : "Sinih mba masuk dlu!"
Neng & Ade   : "Hehe" (dengan senyum malu-malu mereka pun masuk pintu pagar)
Ibu                : "kenalan dulu yah sama anak ibu, yang bungsu namanya Anna"
Anna              : "Anna.." (sambil berjabat tangan dengan Neng dan Ade)
Ibu                : "Ada kakaknya, tunggu sebentar yah..!"
                        Alphiii.. Audi.. cepet sinih!! (sambil berteriak memanggil kedua anaknya)
Tak lama kemudian, dengan badan yang masih basah kuyup dan dengan menggunakan sehelai anduk dia pun keluar dengan tergesah-gesah karena di panggil oleh ibunya..
Alfi                : "Ada apa buu? *ehh.."
                      (dengan wajah malu ia pun masuk kembali dengan menggunakan baju belang-belang)
Neng & Ade   : "hhaha lucu"
Ibu                : "ini kenalin tetangga samping rumah.."
Alfi                : "Alfi.." (sambil jabat tangan)
Ibu                : "Aduh yang satu lagi, agak susahh.. hhehe"
Setelah itu Neng dan Ade pun pulang, dan bergegas untuk mengaji di masjid At-taqwa dengan Ustadz Zubaedi dan Ustadz Sonhadi. Dengan mengingat apa yang Alfi lakukan tadi, baik itu anduk atau pun jabat tangan dengannya. Neng selalu tersenyum sendiri.

 Setelah berkenalan pun Neng belum pernah bermain bersama dengan anak baru itu, sampai suatu saat ketika Isal memanggil..
Isal             : "Neng, main bola yuu.."
Neng           : "Siapa ajh? masa berdua?"
Isal             : "Yaa ga lah,  itu sama Alfi juga ko!"
Neng           : "Hm, ngga ah.. sama yang lain ajh weh!
                     Kan masih banyak anak laki yang lain, kenapa mesti aku sih?
Isal             : "Ga tau aku juga, Alfi yang pengen main sama kamu!!"
Neng           : "Hah..?" (kaget, campur deg-degan)
                    "Yaudah iyah, asal ada anak perempuannya.."

 Ditengah kesendirian Neng merasakan hal yang berbeda, "Mengapa ini? Kenapa saat berjabat tangan aku deg-degan? Kenapa dia pengen main sama aku? Kenapa? Kenapa
Sepertinya aku mulai merasakan sesuatu..
Tidak mungkin!! Padahal aku kira, Aku.. Aaarrgghh!
Aku benci mengatakan ini, sepertinya aku mulai menyukainya??" kata Neng dalam hati.

 Mereka pun mencari anak perempuan yang ingin diajak bermain bola bersama, ternyata mengajak anak perempuan tidak semudah dibanding mengajak anak laki-laki. Karena terlalu lama menunggu, beberapa anak mengurungkan niat untuk bermain.
Tapi lama kemudian terdengar suara.. "Aku mau, aku juga, hayu atuh gancang.." ujar segerombol anak perempuan tomboi.
Akhirnya permainan pun dimulai, lapang pertama yang diinjak yaitu lapang sebelah masjid At-Taqwa Komp. Cibeureum, dengan para pemain Neng, Isal, Alfi, Audi, Hanni, Puput, Kresna, Kiki, Frizqi, Rafi, dll..

 Sejak saat itu untuk pertama kalinya anak-anak Komp. Cibeureum bermain bersama, mereka yang tadinya tidak pernah saling sapa ketika bertemu. Sekarang menjadi sahabat, bahkan akrab seperti saudara. Hal ini terjadi karena mereka setiap hari bersilaturahmi dengan bermain permainan secara bersama-sama. Meski ada beberapa anak yang sering di jemput pulang oleh orang tuanya karena terlalu lama bermain, tapi mereka semua tetap tidak jera dan senang bermain bersama.

Beberapa Bulan kemudian..

 Suatu saat ketika sedang bermain, Isal berbisik mengenai Alfi. Dan yang mendengar hanya Neng, namun Isal berbisik untuk tidak memberitahukan Alfi. Neng yang pada saat itu menuruti perkataan Isal untuk tidak memberitahu Alfi, tapi Puput ingin mengetahuinya. Neng dengan kepolosannya memberitahukannya. Lalu ketika Puput yang sudah mengetahui apa yang di bisikan oleh Isal, dia dengan lantangnya memberitahukan Alfi didepan Isal. Yang isi bisikan nya itu adalah mengejek Alfi. Saat itu suasana sedang santai bercanda gurau. Yang dengan seketika berubah menjadi amarah dan kedengkian.

 Setelah kejadian itu untuk beberapa lama, mereka tidak pernah lagi bermain bola bersama-sama. Namun Ibu Alfi mengetahui bahwa anaknya sedang bermusuhan dengan tetangga belakang rumahnya. Lantas ia memanggil kedua anak itu..
Ibu              : "Kalian masih bermusuhan?"
Alfi & Isal    : "Hm.."
Ibu              : "Yaudah nihh kalian berdua beliin tahu disana!"
Dari sana mereka berdua bercakap-cakap kembali, lalu saling bermaafan.

 Keesokan harinya setelah mereka berdua berdamai, dan berteman kembali. Akhirnya Mereka semua pun bermain bola seperti dulu, meski ada perasaan yang sedikit berubah namun permainan menyatukan kita semua.

 Untuk beberapa waktu lamanya mereka selalu bermain bersama, permainan favorit mereka adalah sepak bola. Bahkan tak jarang banyak kendala yang harus di lalui saat hendak bermain bola, dari bola yang selalu kemepes, bocor terkena paku, sampai dimarahi penjaga karena bolanya mengotori tembok benteng masjid. Suka duka dalam bermain bola sangat terasa. Namun mereka tetap menyukai permainan tersebut.

 Saat sore hari, ketika permainan bola usai. Terdengar suara anak yang memanggil dari luar pintu. Saat itu pintu rumah Neng terbuka, dan ketika terlihat ada dua orang anak sedang menunggu Neng, dan mereka itu adalah..
Neng             : "Ehh kalian, Ada apa? Tumben.."
Alfi & Audi    : "Hayu kesana, udah gausah banyak ngomong..!!"
Neng             : "Tunggu-tunggu.. ini mau kemana? Ada apa? "
Alfi               : "Udah lu ikut gua sekarang, cepet!! "
Neng             : "Hmm.. yaudah tunggu sebentar"
Dengan mimik keheranan, bingung, takut, cemas, seneng campur aduk Neng ngikutin apa yang disuruh Alfi dan Adiknya. Mereka akan pergi ke kebun belakang masjid untuk mencari Isal.
Alfi                : " Sebenernya Isal tuh suka sama lu.."
Neng             : "Haah? (diem, kaget, gabisa ngomong apa-apa)
Audi              : " Iyah bener tuh!"
Alfi               : "Okehh gua cuma perantara, gimana diterima ga?"
Audi              : "Diterima ga? kasian tuh.. dia udah lama suka sama kamu?"
Alfi               : " Ayo.. lu cuma jawab iyah susah amat"
Neng             : " . . . "
Akhirnya mereka mutusin untuk mencari Isal, dan pergi dari depan rumah Neng. Ketika di perjalanan menuju kebun, mereka terus berbicara kepada Neng tentang Isal. Itu membuat Neng sangat bingung, karena selama ini sebenarnya ia menyimpan rasa kepada Alfi. Namun ia tak berani mengatakannya kepada siapa pun bahkan kepada sahabatnya sekalipun.

Beberapa hari kemudian..

 Saat itu sama sekali tidak ada anak yang mengajak bermain bola. Neng mengira ia tidak di temani lagi oleh teman-temannya. Tapi ternyata setelah di selidiki, memang semua anak-anak itu  tidak bermain bola lagi. Saat berpapasan dengan salah seorang pemain ia hanya berkata, "Ahh.. da ngga ada yang nyamper ke aku mah .."
Dengan mimik bingung dalam hati Neng berkata, "kenapa ini terjadi lagi, apa mungkin ada kaitanya dengan perkataan Alfi dan Audi kemarin? Hufftt.. semoga bisa cepet terselesaikan!"

 Setelah sekian lama, Neng tak pernah dengar mereka berdua bermaafan kembali. Anak-anak Komp. Cibeureum berharap mereka cepat kembali bermaafan seperti dahulu, agar bisa cepat kembali bermain bola bersama. Namun semakin hari semakin berulah saja tingkah mereka berdua, sepertinya peluang untuk bermaafan sangat tipis.

 Tiba Pada 17 Agustus 2005, kebiasaan Komp. Cibeureum adalah mengadakan lomba-lomba untuk memperingati semangat perjuangan para pahlawan. Hari itu anak-anak berkumpul, termasuk Alfi dan Isal. Mereka pun mengikuti perlombaan yang di adakan oleh panitia, dengan acting yang sangat menyakinkan. Mereka tidak terlihat seperti orang yang bermusuhan, namun lebih tepat terlihat sepeti anak yang belum kenal satu sama lain.
Perlombaan demi perlombaan pun telah di lalui, dan tiba saatnya untuk pulang. Sama seperti saat sebelumnya, mereka masih saja bermusuhan. Ternyata perlombaan tidak membuat pertemanan mereka kembali seperti sedia kala.

 Ini adalah pertengkaran terbesar, dan tidak pernah ada jalan keluarnya. Sampai suatu hari depan rumah Neng, tepatnya di rumah Alfi. Di penuhi oleh orang-orang juga mobil yang besar-besar. Awalnya Neng tidak mengetahui apa yang terjadi, Tapi...
" Mengapa ini? Apa yang terjadi!
Aku tak bisa mengucapkan sepatah kata terakhir,
Badan ini terasa kaku
Aku hanya bisa melihat dari balik jendela

Dia bahkan tak mengucapkan kata-kata terakhir
Sampai saat ia pergi, 
Mungkin aku hanya serpihan masa lalunya
Selamat tinggal Alfi.. "
Sejak saat itu Neng selalu bersedih ketika mengingat kepergiannya, tak ada yang pantas untuk di ucapkan selain kata selamat menempuh hidup yang lebih baik, besama teman-teman yang lebih baik.

 Tepat setahun, ia menempati rumah itu. Kini ia tlah pergi ke tempat yang jauh disana, meninggalkan kita semua disini bersama kenangan yang tlah kita buat. Kenangan bersamamu atau pun bersama sahabat yang lain tak akan Neng lupakan begitu saja. Terimakasih teman untuk semuanya, kelak suatu saat nanti Neng berharap kita akan bertemu kembali. Selamat Jalan..

 Dua tahun kemudian perasaan itu tidak pernah luntur masih sama seperti beberapa tahun yang sebelumnya, bahkan setelah kepindahan Alfi dari Komp. Cibeureum sekali pun. Tepatnya pada Jum'at, 10 Agustus 2007 Neng pun pindah rumah ke Komp. Cisirung.
Ini adalah awal yang baru untuk hidup yang baru. Semoga di tempat yang baru ini bisa lebih baik lagi dari kemarin, dan juga bisa melupakan keberadannya.

0 komentar:

 

My Story Copyright © 2009 Cookiez is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template